Cara Jitu Menentukan Judul Berita Dengan Efektif
Membuat judul berita adalah sebuah seni tersendiri. Secara anatomi, sebuah berita terdiri dari beberapa bagian besar, yakni judul dan isi berita, tubuh berita, atau yang sering disebut dengan bodytext.
Kelihatannya sepele, sebuah judul hanya terdiri dari sebaris kalimat. Tapi, kenyataannya, membuat judul yang baik itu gampang-gampang susah. Untuk membuat judul yang baik, maka pertama kali perlu dipahami mengenai tujuan dan fungsi judul tersebut.
Jika dianalogikan anatomi tubuh, maka judul adalah kepala, sedangkan berita adalah tubuhnya. Maka kemudian, isi berita sering disebut dengan tubuh berita atau bodytext.
Secara naluriah, orang membaca berita, pertama-tama akan membaca judulnya terlebih dulu. Jika merasa judulnya penting, menarik atau menggelitik, maka ia akan berlanjut membaca lead beritanya. Jika lead berita menarik, maka pembaca akan lanjut membaca keseluruhan teks berita.
Judul Menjadi Daya Tarik
Oleh karena itu, judul menjadi kunci pertama untuk menarik perhatian pembaca. Bagi media massa umum, maka ketertarikan pembaca terhadap judul ini menjadi faktor penting demi kelangsungan media tersebut. Semakin banyak orang tertarik membaca judul berita, semakin besar kemungkinan orang membaca berita. Rangkaian selanjutnya, semakin banyak orang membaca berita.
Dari sini terlihat betapa pentingnya membuat judul yang menarik. Pertanyaannya, judul yang menarik itu yang bagaimana?
Judul singkat
Judul sebuah berita sebaiknya dibikin singkat. Khusus untuk media cetak, syarat ini perlu dipatuhi, karena ruang di halaman-halaman media cetak terbatas.
Paling tidak, usahakan judul terdiri dari empat atau enam kata. Judul yang panjang, selain akan mengganggu lay out, juga bisa membosankan pembaca. Ini berbeda sekali dengan judul tulisan ilmiah, seperti skripsi atau laporan penelitian. Judul tulisan ilmiah bisa panjang sampai puluhan kata bahkan lebih.
Judul harus menggambarkan isi
Artinya judul harus klop dengan isi. Misalnya judulnya tentang virus corona, maka isi berita juga harus menyangkut tentang virus corona.
Contoh:
Dampak Virus Corona di X
Dari judul ini, terlihat penulis hendak menulis tentang virus corona dan dampaknya. Judul ini memang sudah pendek, namun coba kita lihat di bawah ini.
Judul harus fokus
Nah, uniknya di sini. Dengan judul yang pendek dan jumlah kata yang sedikit, judul harus tetap bisa fokus. Karena itu, diksi atau pemilihan kata harus tepat.
Kita ambil contoh judul di atas:Dampak Virus Corona di X
Judul ini singkat, tapi tidak secara fokus menggambarkan isi berita. Istilah “dampak” masih sangat luas artinya. Tapi judul-judul yang di atas lebih fokus dan langsung menunjuk ke dampak secara riil.
Coba bandingkan dengan judul ini:
- Virus Corona Tewaskan 1.000 Orang di X
- Corona Tewaskan 1.000 Orang di X
- Wabah Corona Tewaskan 1.000 Orang
- Corona Melanda, 1.000 Orang Tewas
- Corona Melanda, 1.000 Orang di X Tewas
Itu adalah percobaan judul dengan berbagai sisinya. Dengan simulasi itu, kita bisa menentukan, mana yang paling pas untuk digunakan. Mana yang paling singkat, yang efektif, yang menggambarkan isi, dll…
Dengan judul itu, mungkin akan terbayang dalam benak pembaca bahwa penulis hendak menulis tentang wabah virus corona dan korban meninggal. Judul yang seperti ini adalah judul yang sudah fokus.
Minimal mengandung Subjek dan Predikat
Judul yang baik, setidaknya mengandung unsur Subjek (S) dan Predikat (P). Keberadaan dua unsur tersebut menjadi syarat minimal sebuah kalimat. Hal itu bisa dilihat dalam contoh-contoh di atas.
Contoh:
Corona Tewaskan 1.000 Orang di X
Corona = Subjek (S)
Tewaskan 1.000 Orang = Predikat (P)
Di X = Keterangan tempat (KT)
Gunakan kalimat aktif
Sama-sama mengandung unsur S dan P, antara kalimat aktif dan kalimat pasif, akan memiliki kesan dan efek yang berbeda.
Contoh:
Corona tewaskan 1.000 Orang di X (kalimat aktif)
Judul dengan kalimat aktif akan membutuhkan jumlah kata yang lebih sedikit (ekonomi kata) namun memiliki power. Lebih punya power, karena judul itu fokus pada penyebab (pelaku), yakni corona.
1.000 Orang di X tewas Oleh Corona (kalimat pasif)
Judul dengan kalimat pasif, relatif butuh jumlah kata yang lebih banyak dan kurang memiliki power, karena sifat kalimat pasif adalah: dikenai pekerjaan. Judul ini berfokus pada korban.
Nama orang bisa masuk judul tapi..
Judul berita banyak juga yang menggunakan nama orang. Namun ada syaratnya, orang tersebut adalah publik figur atau pejabat yang memiliki pengaruh di masyarakat.
Contoh:
Jokowi Minta Masyarakat Patuhi Protokol Kesehatan
Semua orang tahu, Jokowi adalah presiden, pejabat yang punya pengaruh. Maka sah-sah saja kita menulis namanya dalam sebuah judul.
Bupati Minta Masyarakat Patuhi Protokol Kesehatan
Bupati adalah seorang kepala daerah, pejabat pemeritahan yang memiliki pengaruh. Karena itu, boleh saja namanya masuk dalam judul.
Tapi coba bandingkan dengan contoh di bawah ini:
Junet Minta Masyarakat Patuhi Protokol Kesehatan
Orang mungkin tidak tahu siapa Junet. Bukan pejabat bukan pula public figure. Karena yang bicara bukan public figur atau pejabat yang berpengaruh, maka efek dari judul itu kurang terasa. Judul itu juga tidak akan mampu menggerakkan orang untuk melakukan sesuatu. (Hamdani MW/belajartop)
Nah setelah Anda Membaca tips diatas silahkan Kirim berita Anda.