Pada tanggal 1 Oktober 1949, sebuah momen bersejarah terjadi yang mengubah peta politik global—Republik Rakyat Tiongkok (RRT) secara resmi didirikan. Peristiwa ini tidak hanya menandai akhir dari perang saudara panjang yang berkecamuk di Tiongkok, tetapi juga menjadi awal dari kebangkitan salah satu kekuatan dunia yang paling berpengaruh di abad ke-20 dan ke-21.
Di bawah kepemimpinan Mao Zedong, Partai Komunis Tiongkok berhasil memproklamasikan kemenangan mereka setelah mengalahkan Kuomintang (KMT), partai nasionalis yang sebelumnya memerintah.
Latar Belakang Sejarah: Perang Saudara Tiongkok
Sebelum berdirinya Republik Rakyat Tiongkok, Tiongkok berada dalam situasi yang sangat tidak stabil. Sejak jatuhnya Dinasti Qing pada tahun 1912, negara tersebut menghadapi serangkaian konflik internal dan eksternal.
Perang Saudara Tiongkok, yang berlangsung sejak akhir tahun 1920-an hingga akhir 1940-an, merupakan konflik utama antara dua kekuatan: Kuomintang (KMT) yang dipimpin oleh Chiang Kai-shek, dan Partai Komunis Tiongkok (PKT) yang dipimpin oleh Mao Zedong.
Perang ini semakin sengit setelah berakhirnya Perang Dunia II, ketika Jepang menyerah dan meninggalkan Tiongkok pada tahun 1945.
Kedua pihak berusaha mengisi kekosongan kekuasaan yang ditinggalkan oleh Jepang, namun pada akhirnya Partai Komunis berhasil merebut kekuasaan melalui serangkaian kemenangan militer yang strategis.
Proklamasi Republik Rakyat Tiongkok
Kemenangan PKT mencapai puncaknya pada 1 Oktober 1949, ketika Mao Zedong berdiri di Lapangan Tiananmen, Beijing, dan secara resmi mendeklarasikan berdirinya Republik Rakyat Tiongkok.
Dalam pidato bersejarahnya, Mao menyatakan bahwa “bangsa Tiongkok yang telah lama menderita kini bangkit berdiri.” Proklamasi ini menandai awal dari era baru dalam sejarah Tiongkok, sebuah negara yang akan dibangun di bawah pemerintahan sosialis dengan ideologi komunis.
Sementara itu, Kuomintang dan sisa-sisa pasukan mereka mundur ke Pulau Taiwan, di mana mereka mendirikan pemerintahan Republik Tiongkok yang masih ada hingga saat ini.
Ini menciptakan dualitas politik yang terus menjadi isu internasional hingga sekarang, dengan Tiongkok mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya.
Dampak Internasional dan Peran dalam Perang Dingin
Berdirinya Republik Rakyat Tiongkok membawa dampak besar terhadap dinamika politik internasional, terutama dalam konteks Perang Dingin.
Pada masa itu, dunia terbelah antara dua kekuatan utama: blok Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan blok Timur yang dipimpin oleh Uni Soviet.
Tiongkok yang baru berdiri dengan cepat membentuk aliansi dengan Uni Soviet, yang juga merupakan negara komunis.
Bagi negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat, berdirinya RRT merupakan tantangan besar. AS menolak untuk mengakui pemerintahan komunis ini dan tetap mendukung Republik Tiongkok di Taiwan sebagai perwakilan sah Tiongkok di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) hingga tahun 1971.
Hubungan antara Tiongkok dan AS tetap tegang selama beberapa dekade, sampai akhirnya hubungan diplomatik mulai mencair di tahun 1970-an dengan kunjungan bersejarah Presiden Richard Nixon ke Tiongkok pada tahun 1972.
Transformasi Ekonomi dan Politik di Bawah Pemerintahan Komunis
Di bawah kepemimpinan Mao Zedong, Tiongkok mengalami berbagai perubahan besar. Kebijakan ekonomi yang dijalankan oleh pemerintah, seperti Great Leap Forward (Lompatan Jauh ke Depan) dan Cultural Revolution (Revolusi Kebudayaan), memiliki dampak yang signifikan terhadap kehidupan rakyat Tiongkok, meskipun seringkali membawa hasil yang kontroversial dan bahkan tragis.
Kebijakan-kebijakan ini bertujuan untuk mempercepat industrialisasi dan menghapus elemen-elemen feodal serta kapitalis dari masyarakat Tiongkok.
Namun, baru pada tahun 1978, setelah Mao meninggal dan Deng Xiaoping naik ke tampuk kekuasaan, Tiongkok mulai menerapkan reformasi ekonomi yang membuka pintu bagi transformasi ekonomi besar-besaran.
Di bawah kepemimpinan Deng, Tiongkok mulai mengadopsi kebijakan ekonomi pasar terbuka yang mengarah pada pertumbuhan ekonomi yang luar biasa. Negara ini beralih dari ekonomi agraris tertutup menjadi salah satu kekuatan ekonomi terbesar di dunia.
Baca juga: 1744 Pertempuran Madonna dell’Olmo Dimulai: Awal Konflik Besar dalam Perang Penerus Austria
Berdirinya Republik Rakyat Tiongkok pada tahun 1949 adalah salah satu momen paling penting dalam sejarah modern dunia. Tidak hanya mengakhiri perang saudara yang berkepanjangan di Tiongkok, tetapi juga menandai kebangkitan Tiongkok sebagai kekuatan global yang masih berpengaruh hingga hari ini.
Proklamasi Republik Rakyat Tiongkok bukan hanya kemenangan bagi Partai Komunis, tetapi juga awal dari perjalanan panjang Tiongkok menuju modernisasi dan keterlibatan aktif dalam urusan internasional.
Dengan kebangkitan ekonomi yang pesat dan peran global yang semakin penting, Tiongkok saat ini terus membentuk ulang tatanan dunia. Bagi banyak orang, peristiwa pada 1 Oktober 1949 tetap menjadi simbol penting dari kebangkitan sebuah bangsa yang besar.