Domestik.co.id – Pasti Anda sering mendengar istilah toxic relationship dan toxic friends. Lalu bagaimana dengan toxic positivity? Bagaimana sifat positif bisa menjadi racun, yang memiliki efek sebaliknya?
Dalam proses kehidupan manusia mengalami masa-masa berat, terutama saat memasuki usia-usia quarter life crisis. Seseorang bisa sangat sensitif terhadap hal-hal sepele, mulai dari apa yang dikatakan atau di posting teman di Instagram.
Tentu saja, ini wajar saja karena kebanyakan orang pernah mengalami masa-masa sulit di beberapa titik dalam hidup mereka. Namun terkadang kita tidak menyadari bahwa usaha kita untuk melindungi diri sendiri tidak berjalan seperti yang diharapkan. Dalam contoh ini, salah satunya cenderung toxic positivity.
Ciri-ciri orang dengan Toxic Positivity
Anda mungkin tertarik mempelajari cara mengetahui tanda-tanda bahwa seseorang telah memiliki kecenderungan toxic positivity. Perilaku ini biasanya berasal dari orang yang mengatakan hal-hal yang dimaksudkan untuk menyemangati tetapi tampaknya terdengar bagus atau berdampak buruk pada orang lain.
1. Anda tidak jujur tentang perasaan Anda Sendiri
Terkadang niat kita baik, untuk menunjukkan sisi positif diri kita di depan banyak orang, agar orang lain juga terlihat positif. Tetapi jika seseorang memaksakan diri untuk terlihat positif agar emosinya tidak keluar, itu tidak baik.
Seseorang dengan toxic positivity biasanya sulit untuk berdamai dengan dirinya sendiri. Sulit baginya untuk menerima perasaan negatif tersebut. Bahkan, secara tidak sengaja ia cenderung merasa bersalah saat emosi negatif muncul.
2. Kesulitan mengendalikan emosi
Jika Anda tidak terbuka pada diri sendiri, akan sulit baginya untuk mengendalikan emosinya. Baik mental maupun jiwa menjadi semakin gelisah. Karena emosi sudah tidak terkendali.
3. Menghindari masalah
Agar bisa menekan perasaan negatif, orang yang rentan terhadap toxic positivity memilih menghindari masalah daripada mencari solusi.
Ini juga tidak benar, karena kita pasti menghadapi masalah serupa dalam hidup, dan menghindarinya lebih sering membuat kita menghadapi masalah yang jauh lebih besar.
4. Motivasi cenderung menghakimi
Pernahkah kamu bercerita kepada teman tentang suatu masalah, tapi malah merasa dihakimi, seolah-olah akulah penyebab semua masalahmu? Jika demikian, teman Anda mungkin tidak menyadari bahwa dirinya juga memiliki toxic positivity.
Motivasi seharusnya membantu seseorang bangkit kembali dari kesulitan atau bahkan menemukan solusi dari suatu masalah. Daripada membuat orang lain merasa terbebani.
5. Membandingkan diri Anda dengan orang lain
Terkadang seseorang secara tidak sadar menggunakan perbandingan untuk membuat dirinya sedikit lebih baik daripada orang lain. Namun, kondisi ini sepertinya tidak tepat jika menggunakan kata-kata untuk memotivasi seseorang.
Karena membuat orang yang minta pendapat terlihat menyedihkan karena terlalu mudah menyerah dan tidak sepositif dirinya.
Dampak yang terjadi pada orang yang Toxic Positivity
Tanpa kita sadari, hal-hal sederhana yang biasa dan ekspektasi kita yang berlebihan bisa berdampak negatif pada kesehatan mental dan jiwa kita.
2. Memicu Stres
Toxic positivity membuat seseorang cenderung memikirkan banyak hal untuk menekan perasaan negatif yang ada. Dia menjadi terlalu bijaksana ketika banyak hal menumpuk di kepalanya. Hal ini dapat menyebabkan stres berlebihan pada seseorang.
Terlalu banyak stres dapat memiliki efek terburuk pada kesehatan mental. Beberapa orang bahkan mengalami perubahan fisik, seperti penurunan berat badan dan sakit, ketika mengalami stres yang berlebihan.
2. Anxiety
Kecenderungan untuk selalu terlihat positif, terlihat terlalu baik membuat seseorang dengan toxic positivity cukup cemas dan gelisah. Selalu ada rasa takut dalam benaknya jika ia tidak memberikan yang terbaik, jika ia melakukan kesalahan yang meluapkan emosi.
Biasanya, dia tidak akan berani mengatakan hal seperti itu karena itu akan merusak image yang dia bangun dengan susah payah. Dia mungkin akan sangat khawatir sehingga kegelisahan tetap ada di dalam jiwa penderita toxic positivity.