Domestik.co.id – Timnas Indonesia akhirnya memastikan diri menjadi salah satu kontestan babak empat besar gelaran Piala AFF U-23. Bersama dengan Thailand, Vietnam dan Malaysia, skuat Garuda Muda mengisi slot empat tim terbaik dalam gelaran kali ini.
Pada babak semi final, anak asuh coach Shin Tae Yong tersebut akan bermain melawan tim kuat Thailand. Sebuah pertarungan yang tentu saja akan sangat menguras emosi dan tenaga. Mengingat Pasukan Gajah Perang Muda di turnamen kali ini juga menyandang status sebagai tuan rumah.
Jika kita berkaca pada dua laga terdahulu skuat Timnas U-23, para pencinta sepak bola nasional tentu sepakat jika sektor kiri Garuda Muda masih menyimpan sebuah permasalahan yang besar. Sektor kiri permainan tempat Frengky Missa beroperasi, kerap menjadi bulan-bulanan eksploitasi para pemain lawan. Baik itu saat melawan Malaysia pada laga perdana, maupun saat di laga kedua melawan Timor Leste.
Hal ini tentu menyimpan sebuah pertanyaan besar. Mengapa coach STY masih saja memaksakan Frengky Missa bermain, sementara dia kerap melakukan kesalahan dan berujung pada ancaman gawang Ernando.
Melihat kondisi Timnas Indonesia U-23 saat ini, kita bisa mendapatkan setidaknya dua jawaban mengapa pelatih asal Korea Selatan tersebut selalu memaksakan pemain Persikabo 1973 tersebut terus bermain.
Dua Alasan Mengapa Frengky Missa Tetap Bermain.
Alasan pertama, tentu saja karena keterbatasan stok pemain di posisi sektor kiri. Seperti yang kita ketahui bersama, dalam pemanggilan pemain ke Piala AFF U-23 kali ini, coach STY sempat pusing dengan penolakan klub yang pemainnya masuk dalam list.
Hal tersebut tentu saja berimplikasi pada komposisi dan kedalaman skuat yang akhirnya terbang ke turnamen. Dari laman transfermarkt.com, posisi sektor kiri hanya berisikan dua pemain saja, yakni Frengky Missa dan Haykal Al Hafidz. Namun, gaya bermain Frengky sepertinya masih menjadi favorit bagi coach STY daripada sang kompatriot.
Alasan kedua adalah, Frengky Missa kemungkinan besar menjadi bagian dari proyek jangka panjang bagi seorang STY. Sama seperti Witan Sulaeman yang permainannya naik turun namun tetap mendapatkan kesempatan bermain di timnas, Frengky juga demikian.
Dirinya bisa saja tetap dimainkan oleh STY demi proyek jangka panjang yang tengah digarap oleh pelatih asal Korea Selatan tersebut. Hal ini juga semakin beralasan dengan adanya nama Haykal Al Hafidz yang sejatinya bisa menempati posisi Frengky, namun hingga dua laga di turnamen masih belum mendapatkan kepercayaan dari STY.
Babak semi final melawan Thailand nanti kita lihat bersama, apakah Frengky akan kembali dimainkan oleh STY ataukah tidak. Jika dimainkan kembali, maka kemungkinan besar dirinya akan menjadi salah satu proyek jangka panjang yang tengah digarap oleh coach STY untuk timnas usia muda.