PDIP: Food Estate adalah Kejahatan Lingkungan, Jokowi Beri Sanggahan!

PDIP Food Estate adalah Kejahatan Lingkungan
Kritik PDIP untuk program Food Estate Jokowi

Domestik.co.id –  Jokowi kini tengah mendapatkan kritik dari partainya bernaung yakni PDIP. Presiden mendapatkan kritikan yang menyebutkan program “food estate” merupakan kejahatan lingkungan.

Hal tersebut menjadi kritik pedas dari Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto (15/8) di Ciawi, mengkritik lumbungan pangan atau food estate  yang sejak beberapa tahun terakhir pemerintah kerjakan.

Bacaan Lainnya

Sekjen PDIP ini menyebutkan bahwa program tersebut hanya menjadi kejahatan bagi lingkungan saja. Mengapa hal tersebut pihak PDIP ungkapkan?

Perkara Food Estate

Food estate menjadi perbincangan hangat dalam dunia politik saat ini. Karena adanya kritik yang pihak PDIP layangkan pada presiden Joko Widodo. Sebab program tersebut Hasto sebut sebagai kejahatan lingkungan.

1. Kritik untuk Presiden dari PDIP

Hasto menyampaikan kritik pedasnya terkait dengan program penyediaan lumbung pangan atau ‘food estate’. Pihak PDIP ini menyebutkan, bahwa proyek ini hanya menjadi kejahatan lingkungan saja.

Karena berimbas pada penebangan hutan dan tidak menghasilkan apapun. PDIP menilai bahwa program tersebut mangkrak, dan ada dugaan dananya disalah gunakan. Adapun adanya ungkapan tersebut, merupakan jawaban dari pernyataan adanya penyalahgunaan  dan adanya dugaan kejahatan lingkungan.

Baca Juga  Partai Demokrat Dukung Prabowo, Ini Tanggapan PDIP dan PKS

Yang mana dana tersebut mencapai angka 1 triliun rupiah. Dana tersebut masuk ke partai politik untuk pembiayaan pesta politik tahun 2024 mendatang. Menteri pertahanan Prabowo Subianto yang Jokowi tugaskan untuk proyek ini langsung memberikan tanggapan.

Prabowo juga enggan memberikan jawaban banyak, hanya menjawab “Yang benar?”, setelah itu berlalu dengan santai. Proyek ini ada sejak masa periode kedua Jokowi dan presiden mandatkan pada Prabowo Subianto selaku menteri pertahanan Indonesia dan juga menteri pertanian.

Meski sudah sejak lama proyek ini ada, banyak pihak menilai belum ada hasilnya dan tergolong gagal. Justru malah berpotensi menghadirkan krisis pangan bagi masyarakat yang ada pada lingkungan proyek food estate seperti Sumut, Kalteng, NTT dan Papua Selatan.

2. Jawaban Presiden Jokowi

Adanya kritik tersebut langsung membuat presiden Jokowi membela proyek lumbung pangannya yang mendapatkan kritik pedas dari PDIP, partai tempatnya bernaung.

Jokowi menegaskan bahwa proyek tersebut harus terus dikerjakan agar bisa mengantisipasi krisis pangan. Karena sebentar lagi semua kawasan serta semua negara akan menghadapi masa krisi pangan.

Baca Juga  Tim Jokowi Dukung Prabowo Sebagai Presiden 2024

Karena Food estate ini penting, karena menjadi cadangan strategis untuk masa krisis tersebut. Jika ada kelebihan atau terlalu banyak bisa pemerintah ekspor ke negara lain. Hal tersebut presiden sampaikan ketika berada di Kompleks Parlemen Jakarta (18/8/23).

Jokowi juga mengungkapkan membuat lumbung pangan pada sebuah negara bukanlah suatu hal mudah. Ia juga mengakui bahwa semua proyeknya tidak langsung berhasil begitu saja.

Karena bisa saja pada tanaman pertama gagal, untuk penanaman kedua biasanya berhasil 25%, ketiga dan seterusnya baru bisa tumbuh dengan normal. Keadaan gagal saat ini, tidak boleh menjadi alasan untuk memberhentikan proyek tersebut.

Karena semuanya harus mendapatkan masa evaluasi, koreksi, serta perbaikan secara berulang. Jika kita sudah mundur karena gagal panen pertama maka sampai kapanpun tidak akan berhasil.

Sehingga harus lebih bersabar menunggu hasilnya, tidak harus terburu-buru ingin berhasil saat ini juga. Meski mendapatkan kritikan dari partainya sendiri, Jokowi tetap bisa menegaskan pada banyak pihak.

Dan sikap dari Hasto sebelumnya katanya bukan karena tidak mendukung Jokowi, tapi adanya Food estate ini sangat penting sekali. Jadi, harus terlaksana dengan demi kedaulatan pangan masyarakat Indonesia.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *