Perang Boer Kedua (1899-1902), juga dikenal sebagai Perang Afrika Selatan, adalah konflik yang berlangsung antara Kerajaan Britania Raya melawan dua negara Boer di Afrika Selatan, yaitu Republik Transvaal (juga disebut Zuid-Afrikaansche Republiek) dan Negara Bebas Orange. Perang ini dimulai pada 11 Oktober 1899, dipicu oleh ketegangan yang semakin meningkat antara pemerintah kolonial Inggris dan komunitas Boer yang berusaha mempertahankan kemerdekaan mereka dari kendali kolonial.
Latar Belakang Konflik
Ketegangan antara Inggris dan Boer telah berlangsung selama beberapa dekade sebelum pecahnya Perang Boer Kedua.
Inggris pertama kali datang ke Afrika Selatan pada awal abad ke-19 dan mulai mengambil alih wilayah yang sebelumnya dikuasai oleh Belanda.
Orang-orang Boer, keturunan Belanda, Prancis Huguenot, dan Jerman, merasa terganggu oleh dominasi Inggris, sehingga banyak dari mereka pindah lebih jauh ke pedalaman, mendirikan Republik Transvaal dan Negara Bebas Orange.
Namun, penemuan deposit besar emas dan berlian di wilayah Transvaal pada akhir abad ke-19 menarik minat Inggris untuk memperluas kontrolnya.
Inggris melihat kekayaan mineral ini sebagai peluang untuk memperkuat posisi ekonomi dan politiknya di Afrika Selatan.
Ketidakpuasan Inggris terhadap penolakan hak-hak sipil dan politik bagi para pendatang non-Boer (khususnya warga negara Inggris) oleh pemerintah Boer menjadi salah satu faktor pemicu utama konflik ini.
Perang dimulai
Pada tahun 1899, ketegangan mencapai puncaknya ketika Republik Transvaal yang dipimpin oleh Presiden Paul Kruger mengeluarkan ultimatum kepada Inggris agar menarik pasukan mereka dari perbatasan Boer.
Inggris menolak tuntutan tersebut, dan pada 11 Oktober 1899, Republik Transvaal bersama dengan Negara Bebas Orange secara resmi menyatakan perang terhadap Inggris.
Konflik ini pun meletus, memicu pertempuran sengit yang segera meluas ke seluruh wilayah Afrika Selatan.
Taktik dan Strategi
Perang Boer Kedua dimulai dengan kemenangan Boer yang cepat. Mereka menggunakan taktik perang gerilya yang efektif, memanfaatkan pengetahuan mendalam tentang medan setempat dan mobilitas tinggi untuk menyerang pasukan Inggris.
Namun, Inggris segera merespons dengan mengirim lebih banyak pasukan dan memperkenalkan strategi baru untuk melawan taktik gerilya Boer.
Inggris menerapkan strategi bumi hangus, membakar pertanian dan ladang milik warga Boer serta mendirikan kamp konsentrasi untuk menahan penduduk sipil Boer.
Taktik brutal ini dirancang untuk mengurangi dukungan dan sumber daya yang dimiliki oleh pasukan Boer, namun juga menyebabkan penderitaan besar bagi penduduk sipil.
Akhir Perang dan Dampaknya
Setelah pertempuran yang panjang dan penuh kekerasan, Perang Boer Kedua berakhir pada tahun 1902 dengan penandatanganan Perjanjian Vereeniging.
Dalam perjanjian tersebut, Republik Transvaal dan Negara Bebas Orange secara resmi menjadi bagian dari Kekaisaran Britania.
Sebagai imbalannya, Inggris menjanjikan bantuan rekonstruksi dan akhirnya memberikan otonomi yang lebih besar kepada wilayah tersebut.
Perang ini meninggalkan dampak yang mendalam di Afrika Selatan dan juga di dunia internasional. Banyak orang di seluruh dunia mengutuk tindakan Inggris terhadap orang-orang Boer, terutama penggunaan kamp konsentrasi yang menyebabkan kematian ribuan wanita dan anak-anak.
Perang ini juga menjadi pelajaran penting dalam taktik perang gerilya dan menunjukkan bagaimana konflik kolonial dapat memiliki konsekuensi sosial dan politik yang luas.
Warisan Perang Boer Kedua
Warisan Perang Boer Kedua memengaruhi perkembangan politik Afrika Selatan selama abad ke-20. Konflik ini memperkuat rasa kebangsaan di kalangan komunitas Afrikaner (orang Boer) dan berkontribusi pada lahirnya ideologi nasionalisme Afrikaner.
Pada tahun-tahun berikutnya, ketegangan antara Afrikaner dan pemerintah Inggris terus berlangsung dan menjadi salah satu faktor yang melatarbelakangi kebijakan apartheid di Afrika Selatan pada pertengahan abad ke-20.
Perang Boer Kedua adalah salah satu contoh bagaimana kolonialisme dan imperialisme menciptakan konflik yang berlarut-larut dan mempengaruhi hubungan antarbangsa selama beberapa generasi.
Konflik ini tidak hanya soal kekayaan dan wilayah, tetapi juga tentang identitas, kedaulatan, dan perjuangan untuk mempertahankan hak atas tanah dan budaya.
Baca juga: 1970 Kemerdekaan Fiji dari Kolonialisme Inggris
Perang Boer Kedua yang dimulai pada tahun 1899 adalah salah satu perang kolonial paling signifikan dalam sejarah.
Itu bukan hanya pertarungan antara kekuatan militer, tetapi juga benturan ideologi dan aspirasi nasional. Perang ini mengubah lanskap politik dan sosial di Afrika Selatan dan meninggalkan dampak yang masih terasa hingga hari ini.