Menu

Mode Gelap
Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah Ungkap Wajah dan Arti Nama Anak Kedua Tak Restui Hubungan Eva Manurung dan Jordan Ali, Febby Carol: Bikin Malu Empat Tempat Kafe Terbaik di Patrol, Indramayu, Jawa Barat Wulan Guritno Jalani Pemeriksaan Terkait Kasus Promosi Judi Online Aldi Taher Doakan Masalah Yadi Sembako Segera Selesai

Berita Domestik · 14 Okt 2024 08:39 WIB ·

1913 Bencana Tambang Batubara Senghenydd Tragedi Terbesar di Britania Raya


					1913 Bencana Tambang Batubara Senghenydd Tragedi Terbesar di Britania Raya Perbesar

Pada 14 Oktober 1913, sebuah tragedi besar melanda kota kecil Senghenydd, Wales Selatan, yang mengguncang dunia dan meninggalkan luka dalam bagi masyarakat industri pada masa itu. Ledakan dahsyat di tambang batubara Senghenydd merenggut nyawa 439 penambang dan satu penyelamat, menjadikannya bencana tambang batubara paling mematikan dalam sejarah Britania Raya. Artikel ini akan menjelaskan peristiwa tragis tersebut, faktor-faktor penyebabnya, serta dampaknya pada sejarah industri pertambangan dan keselamatan kerja.

Latar Belakang: Tambang Batubara Senghenydd dan Masyarakat Wales

Pada awal abad ke-20, industri tambang batubara adalah salah satu sektor utama perekonomian Wales Selatan. Wilayah ini dikenal sebagai penghasil batubara berkualitas tinggi yang mendukung kebutuhan energi Inggris, terutama untuk kapal uap dan industri besi.

Senghenydd adalah salah satu kota tambang yang berkembang pesat seiring dengan meningkatnya permintaan batubara.

Tambang Senghenydd dikelola oleh Universal Colliery, dan seperti banyak tambang lain pada masa itu, tempat ini menjadi sumber penghidupan bagi ratusan keluarga.

Namun, di balik kemajuan ekonomi tersebut, pekerja tambang harus berhadapan dengan risiko yang sangat tinggi. Keselamatan kerja di tambang pada masa itu masih terabaikan, dengan minimnya regulasi ketat dan pengawasan pemerintah.

Kronologi Ledakan 14 Oktober 1913

Pada pagi hari 14 Oktober 1913, lebih dari 900 pekerja telah memasuki tambang Senghenydd untuk menjalankan aktivitas penambangan seperti biasa.

Namun, sekitar pukul 08.00 waktu setempat, sebuah ledakan besar mengguncang tambang tersebut. Ledakan itu disebabkan oleh akumulasi gas metana di dalam lorong tambang, yang dikenal dengan istilah “firedamp”.

Ketika gas tersebut bersentuhan dengan percikan api kemungkinan dari peralatan atau lampu pekerja terjadilah ledakan dahsyat yang memicu kebakaran besar.

Selain gas metana, batubara yang ada di tambang juga mengeluarkan debu halus, yang dikenal sebagai “coal dust”. Ledakan awal memperburuk keadaan dengan menyebarkan debu ini, menyebabkan rentetan ledakan sekunder yang menghancurkan sebagian besar struktur tambang. Lorong-lorong tambang runtuh, memerangkap ratusan penambang di dalamnya.

Baca Juga  Peristiwa Sejarah 30 Agustus

Tim penyelamat segera dikerahkan, tetapi misi penyelamatan berlangsung dalam kondisi yang sangat sulit. Lorong-lorong yang dipenuhi asap dan api memperlambat upaya mereka, dan hanya sebagian kecil pekerja yang berhasil diselamatkan dalam keadaan hidup. Sebagian besar dari 439 korban tewas akibat tercekik gas beracun atau terperangkap di dalam reruntuhan.

Faktor-Faktor Penyebab Tragedi

Bencana tambang Senghenydd bukanlah peristiwa yang terjadi tanpa peringatan. Faktanya, tambang ini sudah mengalami insiden serupa beberapa tahun sebelumnya. Pada 1901, tambang yang sama mengalami ledakan yang menewaskan 81 orang. Sayangnya, setelah insiden tersebut, tidak ada perbaikan signifikan dalam sistem keselamatan tambang.

Ada beberapa faktor kunci yang menyebabkan besarnya dampak bencana ini:

  1. Gas Metana dan Debu Batubara: Kombinasi gas metana dan debu batubara merupakan bahan yang sangat mudah terbakar. Ketiadaan ventilasi yang baik menyebabkan gas menumpuk dan menjadi bom waktu bagi para penambang.
  2. Minimnya Sistem Keamanan: Pada masa itu, peraturan tentang keselamatan kerja di tambang masih sangat longgar. Tidak ada standar ventilasi yang memadai, dan penggunaan lampu terbuka di dalam tambang menambah risiko ledakan.
  3. Kelalaian Manajemen: Investigasi pasca-tragedi mengungkap bahwa pihak pengelola tambang tidak mengambil langkah-langkah pencegahan yang cukup untuk memastikan keselamatan pekerja. Beberapa laporan juga menyebutkan bahwa manajemen mengabaikan peringatan tentang penumpukan gas.
  4. Kurangnya Teknologi Penanganan: Pada masa itu, teknologi yang dapat mendeteksi dan mengurangi gas berbahaya masih sangat terbatas. Para penambang bekerja dalam kondisi penuh risiko tanpa alat pelindung yang memadai.

Dampak Sosial dan Ekonomi

Tragedi Senghenydd meninggalkan luka mendalam bagi keluarga dan komunitas di Wales Selatan. Mayoritas korban tewas adalah laki-laki yang menjadi tulang punggung keluarga, sehingga banyak keluarga yang jatuh dalam kemiskinan setelah kehilangan penghasilan utama mereka.

Kota Senghenydd berduka selama bertahun-tahun, dan setiap rumah di daerah itu merasakan dampak kehilangan anggota keluarga.

Secara ekonomi, meski tambang tetap beroperasi beberapa tahun setelah bencana, industri tambang di wilayah ini perlahan menurun.

Tragedi ini memperkuat kritik terhadap buruknya kondisi keselamatan di tambang-tambang batubara di seluruh Britania Raya dan dunia. Masyarakat mulai menuntut perbaikan standar keselamatan dan perlindungan bagi para pekerja tambang.

Baca Juga  Peristiwa Sejarah 19 Juli

Perubahan Regulasi dan Keselamatan Tambang

Setelah tragedi Senghenydd, pemerintah Inggris mulai mendapat tekanan dari publik dan serikat pekerja untuk memperketat peraturan keselamatan di tambang. Undang-undang yang mengatur keselamatan di tempat kerja mulai diperbarui, dan teknologi pemantauan gas serta ventilasi tambang diperbaiki.

Serikat pekerja juga semakin vokal dalam menuntut hak-hak pekerja dan memperjuangkan keselamatan di tempat kerja.

Meskipun bencana ini tidak secara langsung memicu reformasi cepat, tragedi tersebut menjadi titik balik penting dalam sejarah keselamatan industri di Britania Raya.

Peringatan dan Warisan Sejarah

Bencana Senghenydd dikenang sebagai salah satu tragedi terburuk dalam sejarah pertambangan dunia. Sebagai bentuk penghormatan, sebuah monumen peringatan didirikan di kota tersebut, yang dikenal sebagai Senghenydd Universal Memorial.

Monumen ini tidak hanya memperingati mereka yang tewas dalam tragedi 1913 tetapi juga mengenang para korban kecelakaan tambang lainnya di daerah tersebut.

Warisan sejarah dari bencana ini mengajarkan kepada kita betapa pentingnya memperhatikan keselamatan dan kesehatan pekerja di lingkungan kerja, terutama di industri berisiko tinggi seperti pertambangan.

Hingga saat ini, tragedi Senghenydd menjadi pengingat bagi pemerintah, perusahaan, dan pekerja untuk selalu menempatkan keselamatan sebagai prioritas utama.

Baca juga: 1792 Pembangunan Gedung Putih Dimulai

Bencana tambang Senghenydd pada tahun 1913 adalah salah satu tragedi paling kelam dalam sejarah industri pertambangan.

Dengan korban jiwa yang mencapai 439 orang, peristiwa ini mencerminkan betapa rentannya pekerja tambang pada masa itu terhadap risiko kecelakaan dan kelalaian manajemen.

Meskipun tragedi ini menimbulkan duka mendalam, ia juga memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya keselamatan kerja dan perlindungan bagi pekerja.

Seabad lebih setelah tragedi tersebut, upaya untuk meningkatkan keselamatan di tambang terus berlanjut, tetapi kenangan akan peristiwa di Senghenydd tetap menjadi pengingat abadi akan pentingnya memastikan bahwa bencana serupa tidak pernah terulang.

Artikel ini telah dibaca 6 kali

badge-check

Redaksi

Baca Lainnya

Peristiwa Sejarah 22 Desember

22 Desember 2024 - 09:49 WIB

Sejarah 22 Desember

Peristiwa Sejarah 21 Desember

21 Desember 2024 - 19:57 WIB

Peristiwa Sejarah 21 Desember

Peristiwa Sejarah 20 Desember

21 Desember 2024 - 19:10 WIB

Peristiwa Sejarah 20 Desember

Peristiwa Sejarah 19 Desember

21 Desember 2024 - 18:53 WIB

Peristiwa Sejarah 19 Desember

Peristiwa Sejarah 18 Desember

21 Desember 2024 - 18:52 WIB

Peristiwa Sejarah 18 Desember

Peristiwa Sejarah 17 Desember

17 Desember 2024 - 11:01 WIB

Sejarah 17 Desember
Trending di Berita Domestik