Pertempuran Polygon Wood merupakan salah satu babak penting dalam sejarah Perang Dunia I, yang berlangsung dari 26 September hingga 3 Oktober 1917. Terletak di dekat Ypres, Belgia, wilayah hutan ini menjadi ajang pertempuran brutal antara pasukan Sekutu dan Kekaisaran Jerman selama kampanye yang lebih luas yang dikenal sebagai Pertempuran Passchendaele, atau Pertempuran Ketiga Ypres. Dalam serangkaian serangan dan serangan balasan yang intens, pertempuran ini menegaskan betapa dahsyat dan berbahayanya perang parit di Eropa Barat.
Latar Belakang
Polygon Wood pada awalnya adalah kawasan hutan lebat yang terletak di Front Barat, dekat kota Ypres, Belgia. Seiring perkembangan perang, wilayah ini menjadi ladang pertempuran yang penuh dengan kawah-kawah akibat artileri, barisan parit, kawat berduri, dan rintangan lainnya.
Polygon Wood menjadi lokasi strategis yang diperebutkan oleh kedua belah pihak karena memberikan posisi pertahanan yang baik dan kendali atas jalur pasokan.
Pada September 1917, pertempuran di wilayah ini menjadi bagian dari upaya Sekutu untuk menguasai dataran tinggi di sekitar Ypres. Tujuan utamanya adalah mengusir pasukan Jerman dari wilayah-wilayah yang secara strategis penting, terutama setelah serangan di Menin Road yang dilakukan beberapa hari sebelumnya.
Serangan Sekutu
Pertempuran dimulai pada tanggal 26 September 1917, ketika pasukan Inggris dan Australia melancarkan serangan ke Polygon Wood di bawah komando Jenderal Herbert Plumer.
Serangan ini merupakan bagian dari serangan yang lebih luas untuk memperbaiki posisi Sekutu di sekitar Ypres.
Divisi ke-5 Australia dan Divisi ke-4 Australia memainkan peran kunci dalam serangan ini, didukung oleh pasukan Inggris dan sejumlah besar tembakan artileri berat yang bertujuan untuk melunakkan pertahanan Jerman.
Salah satu taktik utama yang digunakan adalah “serangan gigitan dan tahan” (bite and hold), di mana pasukan Sekutu mengambil wilayah secara bertahap dan kemudian memperkuat pertahanan mereka untuk menahan serangan balasan Jerman.
Taktik ini, meskipun lambat, terbukti efektif dalam menghadapi perlawanan sengit dari pasukan Jerman.
Kondisi Medan
Seperti banyak pertempuran di Front Barat, kondisi medan di Polygon Wood sangat buruk. Serangan artileri berat dan cuaca buruk menyebabkan medan tempur berubah menjadi lautan lumpur yang sangat sulit dilalui.
Lubang-lubang besar akibat ledakan dan kawat berduri membuat gerakan infanteri menjadi sangat terbatas, sementara senjata mesin dan artileri Jerman terus menewaskan banyak prajurit Sekutu.
Selain itu, kepadatan pertempuran di antara pepohonan yang tersisa membuat wilayah ini semakin berbahaya.
Pepohonan yang hancur dan sisa-sisa hutan yang terbakar akibat bom artileri menciptakan suasana yang menakutkan.
Asap dari artileri yang terus-menerus meledak serta gas beracun semakin memperburuk situasi, mempersulit komunikasi dan koordinasi antara unit-unit pasukan.
Keberhasilan dan Kehilangan
Meskipun menghadapi perlawanan keras, pasukan Sekutu berhasil mencapai sebagian besar tujuan mereka pada akhir September.
Pasukan Australia dan Inggris berhasil merebut Polygon Wood dan mendorong mundur Jerman, meskipun dengan korban yang sangat besar di kedua belah pihak.
Artileri Sekutu memainkan peran penting dalam keberhasilan ini, dengan menargetkan posisi pertahanan Jerman secara tepat dan menghancurkan banyak benteng musuh.
Namun, kemenangan ini tidak datang tanpa pengorbanan. Pasukan Australia mengalami lebih dari 5.000 korban jiwa selama pertempuran ini, sementara total korban Sekutu diperkirakan mencapai puluhan ribu.
Di sisi lain, pasukan Jerman juga menderita kerugian besar, meskipun jumlah pastinya sulit dipastikan. Keberhasilan Sekutu di Polygon Wood memberikan dorongan moral, tetapi pertempuran di Front Barat tetap menjadi medan perang yang sangat mahal dan penuh kehancuran.
Dampak Jangka Panjang
Pertempuran Polygon Wood, meskipun relatif kecil dibandingkan dengan pertempuran-pertempuran besar lainnya dalam Perang Dunia I, memiliki dampak strategis yang signifikan.
Keberhasilan Sekutu dalam menguasai hutan ini membuka jalan bagi serangan lebih lanjut dalam Pertempuran Passchendaele, meskipun kemenangan akhirnya dicapai dengan biaya yang sangat besar.
Pertempuran ini juga menegaskan efektivitas taktik “serangan gigitan dan tahan” yang kemudian digunakan kembali dalam operasi-operasi selanjutnya.
Selain itu, pertempuran ini juga menjadi bagian dari warisan sejarah bagi pasukan Australia, yang keberanian dan ketangguhannya dikenang hingga hari ini.
Tugu peringatan di Polygon Wood didirikan untuk menghormati prajurit-prajurit yang gugur dalam pertempuran ini, dan tempat ini tetap menjadi simbol dari pengorbanan besar yang dilakukan oleh generasi muda pada masa perang.
Pertempuran Polygon Wood merupakan salah satu contoh betapa brutalnya pertempuran di Front Barat selama Perang Dunia I.
Dengan kondisi medan yang sulit, perlawanan sengit dari Jerman, serta jumlah korban yang tinggi, pertempuran ini menggambarkan tantangan yang dihadapi oleh pasukan Sekutu dalam perjuangan mereka untuk merebut wilayah strategis di Belgia.
Namun, meskipun dengan pengorbanan besar, keberhasilan di Polygon Wood menandai langkah maju yang penting bagi Sekutu dalam kampanye panjang dan melelahkan mereka di Front Barat.