Daftar isi artikel
Awal Mula Gerakan Masonik Modern
domestik.co.id – Freemasonry, atau dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai Mason Bebas, merupakan organisasi persaudaraan yang sudah lama menarik perhatian masyarakat global.
Akar gerakannya bisa ditelusuri hingga ke perkumpulan tukang batu abad pertengahan di Eropa. Namun, tonggak modernisasi Freemasonry dimulai secara resmi pada 24 Juni 1717, saat empat lodge (rumah pertemuan) di London berkumpul dan membentuk Grand Lodge of England, yang kemudian diakui sebagai Grand Lodge Masonik pertama di dunia.
Peristiwa tersebut menandai transformasi penting dari komunitas tukang batu menjadi organisasi persaudaraan dengan orientasi filosofis dan moral.
Grand Lodge yang dibentuk di London menjadi cikal bakal terbentuknya berbagai cabang organisasi Masonik di berbagai belahan dunia.
Mengapa 24 Juni 1717 Sangat Penting?
Tanggal tersebut dipilih bukan tanpa alasan. 24 Juni bertepatan dengan hari raya St. John the Baptist, seorang tokoh yang dianggap sebagai pelindung spiritual dalam tradisi Freemason.
Dalam konteks simbolik, tanggal ini melambangkan kelahiran, pencerahan, dan awal yang baru selaras dengan misi awal Grand Lodge untuk memperkuat nilai persaudaraan, kejujuran, dan pencarian pengetahuan.
Pertemuan bersejarah itu berlangsung di Goose and Gridiron Ale-house, sebuah rumah minum di lingkungan St. Paul’s Churchyard, London. Keempat lodge yang terlibat adalah:
- Lodge of the Goose and Gridiron (St. Paul’s Churchyard)
- Crown Ale House (Parker’s Lane)
- Apple Tree Tavern (Covent Garden)
- Rummer and Grapes (Channel Row)
Setelah pertemuan, mereka sepakat menunjuk Anthony Sayer sebagai Grand Master pertama, yang memegang posisi simbolis tertinggi dalam struktur organisasi.
Visi dan Misi Grand Lodge Pertama
Grand Lodge of England memiliki visi untuk menyatukan para Freemason dalam satu sistem yang lebih terstruktur dan teregulasi.
Sebelumnya, praktik Masonik tersebar secara informal dan bersifat lokal. Dengan berdirinya Grand Lodge, lahirlah sistem hukum internal, konstitusi, serta ritual dan simbolisme yang terstandarisasi.
Dokumen penting seperti Constitutions of the Freemasons yang disusun oleh James Anderson pada tahun 1723, menjadi landasan bagi semua lodge Masonik di seluruh dunia.
Visi utama Grand Lodge meliputi:
- Pembinaan moral dan etika para anggotanya.
- Penyebaran nilai-nilai kebajikan universal.
- Upaya pengembangan diri melalui pendidikan simbolik.
- Menjaga persaudaraan tanpa memandang latar belakang sosial, agama, atau politik.
Dampak Global dari Pendirian Grand Lodge
Berdirinya Grand Lodge di Inggris menjadi preseden bagi banyak negara lainnya. Lodge-lodge serupa kemudian dibentuk di Skotlandia, Irlandia, Prancis, Jerman, hingga Amerika Serikat.
Dalam waktu kurang dari satu abad, Freemasonry menyebar secara global dan diadopsi oleh berbagai kalangan, termasuk bangsawan, ilmuwan, filsuf, hingga tokoh revolusioner.
Tokoh-tokoh ternama yang pernah menjadi anggota Freemason antara lain:
- George Washington (Presiden pertama Amerika Serikat)
- Voltaire (filsuf Prancis)
- Wolfgang Amadeus Mozart (komposer klasik)
- Benjamin Franklin (ilmuwan dan diplomat)
Freemasonry juga turut memengaruhi perkembangan nilai-nilai kebebasan, persamaan, dan hak asasi manusia yang menjadi dasar dari berbagai gerakan modern.
Kontroversi dan Mitos Seputar Freemasonry
Meski dikenal sebagai organisasi persaudaraan, Freemasonry tidak lepas dari kontroversi dan teori konspirasi.
Banyak kalangan menuding mereka sebagai organisasi rahasia yang menyimpan agenda tersembunyi, mulai dari pengaruh politik global hingga keterlibatan dalam revolusi-revolusi besar.
Beberapa kritik yang sering dilayangkan meliputi:
- Keterlibatan dalam pembentukan tatanan dunia baru (New World Order).
- Penolakan terhadap agama tertentu.
- Pengaruh berlebihan dalam lembaga pemerintahan dan keuangan.
Namun, Freemason sendiri membantah tuduhan tersebut. Mereka menegaskan bahwa organisasi ini bukanlah agama, melainkan tempat untuk mencari makna kehidupan dan membentuk karakter mulia melalui simbolisme dan ritual.
Eksistensi dan Peran Freemasonry di Era Modern
Hingga saat ini, Freemasonry masih eksis di berbagai negara. Organisasi ini terus beradaptasi dengan perkembangan zaman, tanpa kehilangan akar filosofisnya.
Beberapa Grand Lodge kini lebih terbuka dalam menjelaskan aktivitas mereka ke publik, bahkan memiliki situs web resmi dan program sosial yang dapat diakses masyarakat umum.
Freemasonry modern umumnya menekankan pada:
- Kegiatan amal dan sosial.
- Pelatihan kepemimpinan dan etika.
- Dialog lintas agama dan budaya.
- Mendorong anggotanya untuk menjadi warga negara yang bertanggung jawab.
Peristiwa 24 Juni 1717, saat Grand Lodge Masonik pertama di dunia didirikan, bukan hanya menjadi tonggak sejarah organisasi Freemason, melainkan juga simbol transformasi sosial dan intelektual dunia Barat pada awal abad ke-18.
Organisasi ini telah melintasi batas-batas geografis dan ideologi, menjadi bagian penting dari perjalanan sejarah peradaban modern.
Meskipun dibayangi kontroversi, tak dapat disangkal bahwa Freemasonry telah memberikan pengaruh besar dalam berbagai aspek kehidupan: dari kebudayaan, ilmu pengetahuan, hingga prinsip-prinsip demokrasi.
Sebagai bagian dari sejarah global, peristiwa ini patut dikenang dan dipahami secara objektif, tanpa prasangka maupun glorifikasi berlebihan. Di balik segala misterinya, Freemasonry tetap menjadi fenomena sosial dan kultural yang menarik untuk terus dikaji.