Domestik.co.id – Virus Eris tengah menjadi salah perbincangan hangat, karena merupakan varian dari COVID-19 yang sempat menyerang seluruh dunia. Kehadiran dari virus varian terbaru ini, kabarnya bisa menyebar dengan cepat.
Sehingga menimbulkan sikap waspada tinggi bagi seluruh dunia. Bahkan untuk varian ini ternyata sudah ada sejak Maret 2023 di Indonesia. Kasusnya sudah ada pada beberapa negara seperti inggris dan Amerika Serikat.
Untuk itu penting bagi kita untuk mengetahui apa itu virus Eris agar bisa mengenalnya lebih jauh lagi. Mari simak pengertian dari covid varian baru ini.
Mengenal Virus Eris
Mengutip dari USA Today, Eris merupakan sebutan untuk virus COVID varian baru EG.5.1 yakni varian Omicron (B.1.1.529). Bersumber dari The Guardian (9/8/23). WHO sudah mendeklarasikan Eris sebagai varian of interest.
Makananya, status untuk COVID 19 Eris ini jadi lebih meningkat dan naik tingkat dalam klasifikasi mutasi virusnya. Sebelumnya WHO juga menetapkan Eris sebagai VUM (Variant Under Monitoring).
Untuk tingkat klasifikasi mutasi dari virus ini menurut WHO terbagi menjadi tiga; VOC (variant of concern) dan VOI (variant of interest), dan VUM (variant under monitoring). Adanya deklarasi dari WHO ini, karena tingkat kasus Eris yang semakin meningkat.
Kurang lebih ada 51 negara yang sudah melaporkan adanya kasus tersebut. Termasuk Inggris, AS, Prancis, Korea Selatan, Jepang, Indonesia, kanada, Singapura, Spanyol, Portugal dan lainnya.
Gejala dari Virus Eris
Untuk virus jenis ini ada beberapa gejala yang terlihat sama dengan virus Corona sebelumnya. Yang mana jenis virus ini bisa menyebabkan hilangnya indera perasa serta indera penciuman. Untuk gejalanya adalah sebagai berikut;
- Sesak napas
- Menggigil
- Demam
- Kelelahan
- Nyeri tubuh
- Sakit Kepala
Yang paling beresiko oleh virus ini adalah orang tua, orang dengan imun tubuh, serta mereka yang terkena penyakit kronis. Eris ini mungkin saja bisa menular dari jenis lain, meski begitu tetap perlu kita waspadai.
Apakah Virus Eris Berbahaya?
Dengan hadirnya virus jenis baru tersebut, tentu membuat kita bertanya-tanya seberapa tingkat berbahaya dari Eris. Berdasarkan bukti, WHO menyampaikan varian ini tidak memberikan ancaman secara meluas pada seluruh dunia.
Risiko orang yang terpapar Eris hanya setara dengan varian COVID 19 sebelumnya. Jadi tidak terlalu mengancam dunia kesehatan seperti sebelumnya.
Profesor riset operasional University College London yakni Christina Pagel, menyampaikan bahwa tidak ada bukti bahwa jenis ini bisa menyebabkan penyakit lebih parah atau kematian.
Namun ia menyampaikan juga, tidak menutup kemungkinan jika Eris akan menyebabkan beberapa negara mengalami lonjakan kasus. Begitu juga meningkatnya pasien rawat inap dan Long Covid-19.
Dengan berkurangnya kekebalan tubuh karena infeksi atau vaksinasi sebelumnya, bisa menjadi faktor munculnya gelombang COVID-19. Dengan begitu juga memunculkan kemungkinan waktu lebih lama untuk bisa mencapai puncaknya. Sebab kasus ini akan menjadi lebih besar pada masa depan.
Jadi dapat kita ambil kesimpulan, untuk saat ini tingkat bahayanya tidak terlalu mematikan. Karena setara dengan covid sebelumnya, yang mana pihak kesehatan sudah memiliki obatnya.
Namun tetap tidak menutup kemungkinan jika virus Eris akan bermutasi atau menimbulkan lonjakan pasien semakin tinggi. Bahkan kasusnya bisa menjadi lebih besar pada masa depan. PAStikan untuk tetap menjaga imun tubuh dengan baik.