Sejarah Penting Dunia Medis: Transfusi Darah Manusia Pertama Dilakukan pada 15 Juni 1667

Transfusi Darah Manusia Pertama

domestik.co.idTanggal 15 Juni 1667 menandai tonggak penting dalam sejarah ilmu kedokteran. Pada hari itu, tercatat untuk pertama kalinya seorang manusia menerima transfusi darah dari makhluk hidup lain, sebuah prosedur yang saat ini menjadi bagian tak terpisahkan dari layanan medis di seluruh dunia.

Inovasi ini dipelopori oleh Jean-Baptiste Denis, seorang dokter asal Prancis yang berani bereksperimen dengan metode medis yang belum dikenal luas pada zamannya. Artikel ini mengupas latar belakang ilmiah, dampak sosial, serta perkembangan transfusi darah sejak pertama kali dilakukan.

Latar Belakang Ilmiah

Sebelum abad ke-17, pemahaman manusia terhadap sistem peredaran darah masih sangat terbatas. Penemuan sistem peredaran darah oleh William Harvey pada awal abad ke-17 membuka jalan bagi berbagai eksperimen medis, termasuk transfusi darah.

Pemikiran bahwa darah mengandung “zat kehidupan” mendorong para ilmuwan untuk mencari cara memindahkan darah dari satu makhluk ke makhluk lain demi tujuan penyembuhan.

Jean-Baptiste Denis adalah salah satu tokoh yang terinspirasi oleh ide ini. Ia adalah dokter pribadi Louis XIV dan juga seorang ilmuwan yang aktif dalam komunitas intelektual Prancis.

Melalui eksperimen yang dilakukannya, Denis ingin membuktikan bahwa transfusi darah dapat menyembuhkan gangguan mental dan fisik tertentu.

Eksperimen Bersejarah: 15 Juni 1667

Pada tanggal 15 Juni 1667, Denis melakukan transfusi darah untuk pertama kalinya pada seorang remaja laki-laki berusia sekitar 15 tahun yang dikabarkan mengalami demam tinggi dan kelelahan hebat.

Denis menggunakan darah dari seekor domba, karena pada saat itu transfusi antarmanusia dianggap terlalu berisiko.

Baca Juga  Rendy Kjaernett Terlihat Cuek Ketika Lady Nayoan Nyanyi Lagu Satu-satu

Prosedur ini dilakukan dengan menghubungkan pembuluh darah domba ke tubuh pasien menggunakan alat sederhana seperti tabung dan jarum besi.

Mengejutkannya, pasien tidak menunjukkan reaksi buruk yang berarti setelah transfusi. Bahkan dilaporkan kondisi kesehatannya membaik dalam beberapa hari.

Keberhasilan awal ini mendorong Denis untuk melakukan percobaan serupa pada beberapa pasien lainnya, termasuk penderita gangguan mental.

Kontroversi dan Penolakan

Meskipun beberapa eksperimen awal tampak menjanjikan, hasil dari transfusi darah antarspesies ini tidak selalu berhasil.

Dalam beberapa kasus, pasien mengalami reaksi alergi parah dan bahkan kematian. Salah satu peristiwa yang paling kontroversial adalah kematian seorang pria bernama Antoine Mauroy, yang sebelumnya menerima transfusi dari seekor anak sapi.

Kematian Mauroy menimbulkan kegemparan di kalangan masyarakat dan dunia medis. Denis dituduh melakukan malpraktik, meskipun kemudian dibebaskan dari tuduhan tersebut.

Namun peristiwa ini menyebabkan otoritas medis di Prancis dan Inggris melarang praktik transfusi darah selama beberapa dekade ke depan.

Pengaruh Terhadap Dunia Medis

Meskipun sempat dilarang, eksperimen Denis tetap menjadi titik awal penting dalam pengembangan transfusi darah modern.

Ilmuwan pada abad ke-19 dan awal abad ke-20 kembali mengeksplorasi prosedur ini, kali ini dengan pendekatan ilmiah yang lebih hati-hati dan berdasarkan pada prinsip-prinsip imunologi yang mulai dikenal.

Penemuan golongan darah oleh Karl Landsteiner pada tahun 1901 menjadi terobosan besar yang memungkinkan transfusi darah dilakukan secara aman antarmanusia.

Landsteiner mengidentifikasi bahwa keberhasilan transfusi sangat bergantung pada kecocokan golongan darah antara pendonor dan penerima. Penemuan ini membuka jalan bagi layanan transfusi darah yang sistematis di rumah sakit.

Baca Juga  Peristiwa Sejarah 14 Desember

Transfusi Darah di Era Modern

Saat ini, transfusi darah merupakan prosedur medis yang lazim dan sangat dibutuhkan dalam berbagai kondisi seperti operasi besar, kecelakaan, anemia parah, serta pengobatan kanker.

Berbagai organisasi kemanusiaan dan bank darah telah berkembang untuk memastikan ketersediaan darah yang aman bagi pasien yang membutuhkan.

Teknologi modern telah memungkinkan penyimpanan darah dalam jangka waktu lama, identifikasi komponen darah secara spesifik (seperti plasma, trombosit, dan sel darah merah), serta skrining ketat untuk mencegah penularan penyakit melalui darah.

Peristiwa bersejarah pada 15 Juni 1667, saat Jean-Baptiste Denis melakukan transfusi darah manusia pertama menggunakan darah hewan, merupakan langkah awal yang berani dan revolusioner dalam dunia medis.

Meskipun prosedur tersebut menuai kontroversi dan penolakan, keberanian Denis membuka pintu bagi kemajuan besar dalam bidang transfusi darah.

Dengan pemahaman ilmiah yang terus berkembang, transfusi darah kini menjadi bagian vital dari sistem layanan kesehatan di seluruh dunia.

Mengenang peristiwa tersebut tidak hanya memberikan penghargaan terhadap sejarah medis, tetapi juga mengingatkan kita akan pentingnya inovasi dan keberanian dalam ilmu pengetahuan.

Referensi Sejarah dan Medis

  • Jurnal Kedokteran Lancet, edisi khusus transfusi darah
  • Oxford University History of Science Collection
  • World Health Organization (WHO) Blood Transfusion Guidelines
  • Arsip Akademi Ilmu Pengetahuan Prancis

Pos terkait